TVPOLRINews.com | LABUHANBATU – Dari dahulu memang sudah langganan setiap akhir tahun banjir di kawasan Labuhan Batu raya, tapi kali ini sangat mengerikan bagi masyarakat.
Masyarakat menminta agar bapak PANGDAM I/BB Provinsi Sumatera Utara turun Gunung untuk membasmi pembalakan di bukit barisan Labuhan Batu raya. Yang mana saat ini Hutan di Bukit Barisan hampir punah akibat bebasnya penggundulan hutan.
Dahulu sebelum separah ini penggundulan Hutan, biarpun ahir Tahun tapi durasi luapan Air tidak separah tahun 2018 ini.
Penuturan tokoh masyarakat mantan Anggota DPRD LABUHAN BATU Lahmuddin Hasibuan Sabtu (15/12/18) kepada TVPOLRINews mengatakan, Hari ini saya ketepatan hendak menuju Sei Brombang Kecamatan Panai Hilir. Setibanya di Dekat kampung Alur Naga keadaan air sudah tinggi hingga banyak kendraan Roda 4 yang mogok akibat minum Air, masuk dari ke knalpot kendaraannya.
Dikatakan Lahmuddin, Oknum bertangan besi dan Raja Minyak Labuhan Batu, sejak Tahun 2003 telah menggarap Hutan Kawasan Sigappual, Parhotangan, Hatapang, Sibarikkunik, Hayu napitu, Simartolu, Masihi, batu jonjong, Napoppar, Bulumiak, dan lain lain.
Keseluruhan tempat penggundulan hutan itu antara Kecamatan NA IX-X, Aek Natas, dan Kualu Hulu, Panai Hilir, Kabupaten Labuhan Batu dan Labuhan Batu Utara Sumatera Utara itu lah lokasi penggundulan Hutan, tandas Lahmuddin.
Lahan Hutan yang di gunduli Ribuan Hektar, sebahagian yang sudah gundul telah di sulap menjadi perkebunan Kelapa Sawit.
Hal ini mengundang pertanyaan masyarakat awam yang bermukim di Desa Hatapang, Kecamatan NA IX-X Labuhanbatu Utara pada umunya, khususnya dari Labuhan Batu Raya kata Lahmuddin mengakhiri ucapannya.
Senada dengan Aktivis Hukum yang di kenal Cukup vokal Hasan Hasibuan SH, kepada TVPOLRINews melalui Telepon Selulernya, Sabtu (15/12/18) mengungkapkan, Mengapa penggundulan “BUKIT BARISAN MULUS TANPA ADA KENDALA,” sementara Rakyat Kecil dilarang, ucap Hasan.
Menurut Hasan, kalau rakyat kecil berniat menggarap lalu memasuki Hutan Kawasan tersebut, POLISI DINAS KEHUTANAN segera menangkap mereka dan diserahkan ke Kepolisian Setempat.
Menurut penguasa, Kawasan hutan tersebut dilarang untuk di alih pungsikan. Dulunya terdapat dikawasan itu pasar “seswesen” yang artinya tanda pembatasan Hutan Kawasan dengan Hutan dan perladangan Rakyat.
Jika Negara sudah membebaskan kawasan Hutan tersebut untuk dijadikan lahan pertanian, mengapa RAKYAT SETEMPAT TIDAK DIBENARKAN MENGUASAINYA, sementara Bertangan besi dan para MAFIA kayu dengan mulus tanpa hambatan merambah hutan Kawasan, dan merobohkan Hutan BUKIT BARISAN tersebut, ujar Hasan menimpali.
Kata Hasan, saya sedih melihat nasib rakyat yang harus ikut menanggung imbas dari penggundulan hutan DI BUKIT BARISAN, ya itu mulai dari kamis (13/12/18) sampai Hari ini Desa Sennah, dan hampir satu Kecamatan Bilih Hilir Ibu kotanya Negeri Lama Terendam Air yang cukup dalam.
“Pembuka sejarah, Hari ini sejarahnya paling besar Banjir di Seputaran Negeri Lama, banjir besar di setiap Dusun,” ungkap Hasan.
Sedih melihatnya, karena sudah tiga hari ini, yaitu mulai Kamis, (13/12/2018) sampai Sabtu (15/12/2018), Desa Sennah, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara dilanda banjir besar di setiap Dusun, nyaris Aktifitas masyarakat terhenti Akibat Jalan dan lokasi kebunnya susah di lalui, sebut Hasan mengakhiri.
Lain lagi masyarakat Sennah yang enggan menyebutkan Jati dirinya, pada waktu yang bersamaan kepada TVPOLRINews mengungkapkan, memang tiap tahun Banjir di sennah dan sekitran Negeri Lama ini, tapi belum pernah terjadi separah ini sepanjang sejarah, katanya.
Banjir juga sudah sampai ke badan jalan Lintas Propinsi dengan ketinggi yang beragam, tetapi yang paling parah d didusun Sona dan Negeri Lama Seberang dengan ketinggi melebih ukuran pinggang orang Dewasa.
Keterangan warga yang lain menyebutkan, debit air banjirnya tidak berkurang-kurang makin dan semakin bertambah. ”Kami warga terpaksa siaga satulah terus. Gitupun warga yang rumahnya dilanda banjir belum ada mendapat bantuan sembako dari pemerintah kecamatan, makanya tambah sedih Pak,” keluhnya.
Kami masyarakat memohon kepada bapak PANGDAM I/BB, yang masih baru bertugas ikut turun tangan membatu kami, agar praktek penggundulan Hutan dihulu (Bukit barisan) bisa di tindak tegas.
Bukan kami masyarakat tidak percaya kepada Lembaga Kepolisian, tapi nyatanya siang malam Pembalakan dan penggundulan bukit barisan jalan terus tanpa ada hambatan, NEGERI LAMA SUDAH TERANCAM TENGGELAM kata masyarat yang enggan menyebut jati dirinya. (P.S).
Leave a Reply